Codeman



About My Hero:

"Anak 1: Pahlawanku sungguh bersayap, ia terbang dari langit yang tinggi kemudian menginjakkan kakinya dibumi, membasmi musuh-musuh yang ingin menguasai dunia dan berambisi melenyapkan umat manusia. Ia adalah superman, dan siapakah yang lebih hebat darinya?

Anak 2: Pahlawanku tidak memerlukan sayap untuk melompat bebas setinggi-tingginya di udara. Ia memiliki senjata ampuh, berupa jaring-jaring mematikan yang dengan sekilas keluar dari ujung-ujung jarinya, dan dalam sekejap dapat melumpuhkan musuh dan membuat mereka tak berdaya. Ia adalah spiderman, dan siapakah yang lebih hebat darinya?

Anak 3: Pahlawanku memang tidak bersayap seperti Superman, namun ketika ia berada diketinggian, ia bersayap pengetahuan yang dapat membawa mereka terbang bebas menjelajahi dunia cyber demi menemukan musuh-musuh umat manusia, bahkan yang bersembunyi dibalik konspirasi sekalipun. Jari-jarinya pun tak mungkin mengeluarkan jaring-jaring mematikan seperti Spiderman, namun ketika mereka berada diketinggian, jari-jari tersebut sangat terampil, bergerak lincah memberikan perintah kepada benda supermaya demi memberikan kedamaian dimuka bumi. Mereka berada diketinggian ketika mereka sudah mampu mengendalikan ego, memahami etika dan memiliki sense of humanity yang tinggi.

Anak 1 dan2: Siapakah pahlawanmu?

Anak 3: Codeman"

Blog

Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

Asal usul Angklung : Angklung berasal dari Provinsi Jawa Barat, dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu. Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip).Perenungan masyarakat Sunda dahulu dalam mengolah pertanian (tatanen) terutama di sawah dan huma telah melahirkan penciptaan syair dan lagu sebagai penghormatan dan persembahan terhadap Nyai Sri Pohaci, serta upaya nyinglar (tolak bala) agar cocok tanam mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana alam lainnya. Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tercipta, lagu - lagu tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung

PBB Akui Angklung Sebagai Warisan Budaya Dunia: Baru - baru ini alat musik tradisional Angklung telah diakui oleh PBB menjadi warisan budaya dunia. Penetapan angklung sebagai warisan budaya takbenda  tersebut menyusul wayang (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2003), keris (masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity, 2005), batik (representatif list of the intangible cultural heritage of humanity, 2009). "Penetapan angklung dilakukan pada sidang ke-5 Komite Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda  (Inter-Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage (IGC-ICH) yang berlangsung di Nairobi, Kenya, pada 16 November 2010,”kata Tjetjep Suparman, Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film (Ditjen NBSF) Kemenbudpar yang memimpin delegasi RI dalam sidang IGC-ICH. Disertakannya angklung sebagai warisan budaya takbenda akan berdampak positif bagi kelestarian angklung itu sendiri. Terutama dampak terhadap pengakuan dunia, dimana tidak akan terjadi pengakuan dari negara lain yang mungkin akan mengclaim bahwa angklung adalah alat musik dari negara tersebut.

Angklung hanyalah satu dari sekian banyak kebudayaan - kebuadayaan Indonesia yang membanggakan. Mirisnya, hanya sedikit dari generasi muda Indonesia yang mau untuk melestarikan kebudayaan - kebudayaan tersebut. Jika bukan generasi muda bangsa Indonesia sendiri yang akan melestarikan budaya - budaya tersebut pada masa mendatang, lalu siapa lagi?

- Dikutip dari Wikipedia dan Bisnis.com dengan beberapa perubahan

Comments